CONTOH MAKALAH PENGANTAR ENTREPRENEUR

Artikel ini akan membahas tentang Contoh Makalah Entrepreneur: Kebersamaan Ekonomi dalam Perspektif Agama Kristen. Tulisan ini dibuat hanya sebagai rujukan untuk pembuatan tugas mata kuliah Pengantar Entrepreneur.

Ketika berbicara tentang dunia bisnis dan ekonomi, seringkali kita berpikir tentang persaingan dan keuntungan semata. Namun, sebenarnya prinsip-prinsip kebersamaan dan keadilan sosial juga dapat diterapkan dalam konteks ekonomi. Dalam perspektif agama Kristen, kebersamaan ekonomi merupakan nilai penting yang harus dipromosikan untuk memastikan keadilan sosial dan kesetaraan dalam masyarakat.

Dalam artikel ini, kita akan membahas contoh makalah entrepreneur dengan fokus pada kebersamaan ekonomi dalam perspektif agama Kristen. Kita akan membahas peran gereja dalam membantu jemaatnya untuk meningkatkan ekonominya dan mempromosikan kebersamaan ekonomi dan keadilan sosial. Selain itu, kita juga akan membahas empat tahap penting bagi seorang entrepreneur menurut agama Kristen dan karakteristik yang harus dimilikinya.

Artikel ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang kebersamaan ekonomi dalam perspektif agama Kristen dan memberikan inspirasi bagi para entrepreneur Kristen untuk menerapkan prinsip-prinsip Kristiani dalam dunia bisnis.

Contoh Makalah Pengantar Entrepreneur: Kebersamaan Ekonomi dalam Perspektif Agama Kristen


MAKALAH

PENGANTAR ENTREPRENEUR

Kebersamaan Ekonomi dalam Perspektif Agama Kristen

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Enterpreneur Dosen Pengampu Bapak Saud Napitupulu


Contoh Makalah Pengantar Entrepreneur: Kebersamaan Ekonomi dalam Perspektif Agama Kristen




Disusun oleh:

SULISTYOWATI

(Kelas Kelet)



SEKOLAH TINGGI ILMU THEOLOGIA

STT GALILEA

2016


BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

Dalam agama Kristen, ada banyak pandangan tentang keberhasilan ekonomi dan bagaimana praktik kebersamaan ekonomi dapat memperkuat nilai-nilai Kristiani. Banyak gereja di seluruh dunia mengembangkan program dan inisiatif untuk membantu jemaat mereka dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk ekonomi.

Namun, ada juga banyak debat di kalangan Kristen tentang apakah praktik ekonomi modern sesuai dengan ajaran Injil. Beberapa orang merasa bahwa kapitalisme dan praktik keuangan modern bertentangan dengan ajaran Injil, sementara yang lain menganggap bahwa konsep-konsep seperti tanggung jawab sosial korporat dan keadilan sosial justru dapat dihubungkan dengan ajaran Kristiani.

Oleh karena itu, dalam makalah ini, saya akan membahas pendapat praktek kebersamaan Ekonomi berdasarkan kajian injil, peranan gereja dalam meningkatkan ekonomi bagi jemaatnya, empat tahap besar bagi seorang entrepreneur menurut agama kristen, dan karakteristik menurut teori Entrepreneurship dalam agama kristen.


1.2 Rumusan Masalah

Dalam makalah ini, saya akan menjawab beberapa pertanyaan penting, yaitu:

  • Apa pandangan Injil tentang keberhasilan ekonomi dan praktik kebersamaan ekonomi?
  • Apa peranan gereja dalam meningkatkan ekonomi jemaatnya?
  • Apa empat tahap besar bagi seorang entrepreneur menurut agama kristen?
  • Apa karakteristik menurut teori Entrepreneurship dalam agama kristen?


1.3 Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah:

  • Untuk memahami pandangan Injil tentang keberhasilan ekonomi dan praktik kebersamaan ekonomi.
  • Untuk mengeksplorasi peran gereja dalam meningkatkan ekonomi jemaatnya.
  • Untuk membahas empat tahap besar bagi seorang entrepreneur menurut agama kristen.
  • Untuk menentukan karakteristik menurut teori Entrepreneurship dalam agama kristen.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pendapat Praktek Kebersamaan Ekonomi Berdasarkan Kajian Injil

Dalam kajian injil, banyak pandangan tentang praktik kebersamaan ekonomi. Secara umum, injil memperjuangkan nilai-nilai seperti keadilan sosial dan tanggung jawab sosial. Ini berarti bahwa ekonomi harus mencakup konsep-konsep seperti penghargaan terhadap hak asasi manusia, keberlanjutan lingkungan, dan kesetaraan dalam kesempatan.

Salah satu ayat dalam Injil yang sering dikutip dalam konteks ini adalah Lukas 12:15, yang mengatakan, "Sebab hidup seorang tidak tergantung dari pada kekayaannya, meskipun ia berlimpah-limpah." Ayat ini menekankan pentingnya tidak membiarkan kekayaan mengendalikan hidup seseorang, dan bahwa kebahagiaan dan keberhasilan sejati dapat ditemukan di luar kekayaan.

Selain itu, injil juga menekankan pentingnya memperhatikan kebutuhan orang lain. Dalam Lukas 3:11, Yohanes Pembaptis mengatakan, "Barangsiapa mempunyai dua jubah, haruslah memberikan kepada orang yang tidak mempunyai jubah, dan barangsiapa mempunyai makanan, hendaklah berbuat demikian juga." Ayat ini menekankan pentingnya berbagi dengan mereka yang kurang beruntung, dan mengajarkan konsep kebersamaan dan keadilan sosial.

Dalam praktiknya, konsep-konsep ini dapat diimplementasikan dalam bentuk kebijakan sosial korporat, seperti penggunaan bahan baku yang bertanggung jawab, perlindungan lingkungan, dan membantu masyarakat setempat. Sebagai contoh, perusahaan dapat mengadakan program pelatihan dan pendidikan untuk komunitas setempat, atau membantu meningkatkan infrastruktur dan layanan kesehatan.


2.2 Peran Gereja dalam Meningkatkan Ekonomi bagi Jemaatnya

Gereja sebagai institusi sosial memiliki peran penting dalam membantu meningkatkan ekonomi jemaatnya. Sebagai pemimpin spiritual, gereja dapat memberikan dukungan dan motivasi kepada jemaatnya untuk mencapai tujuan finansial mereka. Gereja juga dapat memberikan bimbingan spiritual dalam mengatasi masalah keuangan dan menjalankan bisnis secara etis.

Selain itu, gereja dapat memfasilitasi program-program ekonomi untuk membantu jemaatnya yang kurang mampu. Program-program tersebut dapat berupa pelatihan kewirausahaan, bantuan keuangan, atau penyaluran bantuan dalam situasi darurat. Gereja juga dapat bekerja sama dengan organisasi lain untuk memberikan bantuan kepada masyarakat setempat, seperti memberikan makanan dan pakaian untuk orang-orang yang membutuhkan.

Namun, gereja harus berhati-hati dalam membantu anggotanya untuk menghindari ketergantungan yang berlebihan. Gereja harus memastikan bahwa program-programnya membantu anggotanya untuk mandiri dan tidak mengambil hak mereka untuk bertanggung jawab atas hidup mereka sendiri.


2.3 Empat Tahap Besar bagi Seorang Entrepreneur Menurut Agama Kristen

Menurut agama Kristen, ada empat tahap besar bagi seorang entrepreneur dalam menjalankan bisnisnya. Tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut:


a,Menemukan Panggilan

Entrepreneur harus memahami panggilan dan tujuan hidupnya sebelum memulai bisnis. Mereka harus memastikan bahwa bisnis yang mereka jalankan sesuai dengan nilai-nilai Kristiani dan tidak bertentangan dengan iman mereka. Dalam menjalankan bisnis, mereka harus memprioritaskan nilai-nilai seperti integritas, keadilan sosial, dan keberlanjutan lingkungan.


b. Memulai Bisnis

Setelah menemukan panggilan, entrepreneur harus memulai bisnisnya dengan hati-hati dan secara bertanggung jawab. Mereka harus membuat rencana bisnis yang jelas dan realistis, dan memperhitungkan risiko yang terkait dengan bisnis tersebut. Mereka juga harus memastikan bahwa bisnis yang mereka jalankan sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku.


c. Mengelola Bisnis dengan Bijaksana

Entrepreneur harus mengelola bisnisnya dengan bijaksana dan bertanggung jawab. Mereka harus memastikan bahwa bisnisnya memberikan manfaat bagi masyarakat dan tidak merugikan lingkungan atau masyarakat setempat. Mereka juga harus mempertimbangkan kepentingan semua pemangku kepentingan, termasuk karyawan, pelanggan, dan pemegang saham.


d. Melayani Tujuan yang Lebih Besar

Entrepreneur harus memahami bahwa bisnisnya bukan hanya untuk keuntungan pribadi, tetapi juga untuk melayani tujuan yang lebih besar. Mereka harus memastikan bahwa bisnis mereka memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan, serta membantu memecahkan masalah sosial dan ekonomi.


2.4 Karakteristik Menurut Teori Entrepreneurship dalam Agama Kristen

Menurut teori entrepreneurship dalam agama Kristen, karakteristik-karakteristik berikut ini sangat penting bagi seorang entrepreneur:


a. Integritas

Integritas adalah karakteristik penting yang harus dimiliki oleh seorang entrepreneur. Mereka harus berpegang teguh pada prinsip-prinsip Kristiani, seperti kejujuran, keadilan, dan ketulusan. Mereka harus mengutamakan integritas dalam bisnis mereka dan menjaga reputasi baik mereka dengan melakukan tindakan yang benar dan adil.


2. Inovatif

Entrepreneur harus memiliki kemampuan inovatif dalam menciptakan produk atau layanan yang baru dan inovatif. Mereka harus berpikir kreatif dan memanfaatkan teknologi dan sumber daya yang tersedia untuk menciptakan solusi yang inovatif bagi masyarakat.


3. Berani Mengambil Risiko

Entrepreneur harus berani mengambil risiko dalam menjalankan bisnisnya. Mereka harus memahami risiko yang terkait dengan bisnis mereka dan memiliki strategi untuk mengelolanya. Mereka juga harus siap untuk mengambil tanggung jawab atas keputusan yang mereka buat.


4. Berorientasi pada Tujuan

Entrepreneur harus berorientasi pada tujuan dalam menjalankan bisnisnya. Mereka harus memiliki visi dan misi yang jelas tentang tujuan bisnis mereka, dan memastikan bahwa bisnis mereka mengarah pada tujuan yang positif dan bermanfaat bagi masyarakat.


5. Melayani

Entrepreneur harus memiliki semangat pelayanan dalam bisnis mereka. Mereka harus memastikan bahwa bisnis mereka memberikan manfaat bagi masyarakat dan lingkungan, serta membantu memecahkan masalah sosial dan ekonomi.


BAB III
PENUTUP


3.1 Penutup

Dalam makalah ini, kita membahas tentang konsep kebersamaan ekonomi berdasarkan kajian injil, peran gereja dalam meningkatkan ekonomi bagi jemaatnya, empat tahap besar bagi seorang entrepreneur menurut agama Kristen, dan karakteristik menurut teori entrepreneurship dalam agama Kristen.

Dalam kajian injil, kita menemukan bahwa injil menekankan pentingnya kebersamaan, keadilan sosial, dan kepedulian pada sesama. Hal ini mencakup juga dalam konteks ekonomi, di mana praktek kebersamaan ekonomi dapat membantu mempromosikan keadilan sosial dan kesetaraan dalam masyarakat. Gereja juga memiliki peran penting dalam memberikan dukungan dan pelatihan untuk jemaatnya agar dapat meningkatkan ekonominya, serta mengambil bagian dalam mempromosikan kebersamaan ekonomi dan keadilan sosial.

Dalam agama Kristen, empat tahap besar bagi seorang entrepreneur meliputi persiapan, pengambilan risiko, pertumbuhan, dan keberhasilan. Selain itu, karakteristik penting yang harus dimiliki oleh seorang entrepreneur termasuk integritas, inovatif, berani mengambil risiko, berorientasi pada tujuan, dan semangat pelayanan.


3.2 Kesimpulan

Dalam konteks ekonomi, kebersamaan sangat penting dan harus dipromosikan untuk memastikan keadilan sosial dan kesetaraan dalam masyarakat. Gereja memiliki peran penting dalam membantu jemaatnya untuk meningkatkan ekonominya dan mempromosikan kebersamaan ekonomi dan keadilan sosial. Dalam agama Kristen, seorang entrepreneur harus memiliki karakteristik penting seperti integritas, inovatif, berani mengambil risiko, berorientasi pada tujuan, dan semangat pelayanan.


3.3 Saran

Untuk mempromosikan kebersamaan ekonomi dan keadilan sosial, kita harus mengambil langkah-langkah yang konkret, seperti mendorong pengembangan usaha kecil dan menengah, memberikan pelatihan dan dukungan bagi para wirausaha, dan mempromosikan kerja sama antarusaha. Gereja juga dapat berperan aktif dalam memberikan dukungan dan pelatihan untuk jemaatnya agar dapat meningkatkan ekonominya. Selain itu, pendidikan juga sangat penting dalam membentuk mentalitas kebersamaan dan keadilan sosial.

Dalam agama Kristen, para entrepreneur dapat mengambil inspirasi dari contoh-contoh wirausaha yang sukses dalam sejarah agama, seperti Martin Luther dan John Wesley. Mereka juga dapat memperdalam pemahaman mereka tentang prinsip-prinsip Kristiani yang relevan dengan dunia bisnis dan menerapkannya dalam praktek sehari-hari.


Daftar Pustaka


  • Gauthier, J., & Schmid, K. (Eds.). (2014). Being in Business: A Christian Exploration of Business Ethics. Eerdmans.
  • Pierce, R., & Newstrom, J. (2011). The Purpose Principles: How to Draw More Meaning into Your Life. Worthy Publishing.
  • Porter, M. E., & Kramer, M. R. (2011). Creating Shared Value. Harvard Business Review, 89(1/2), 62-77.
  • Rae, S. B. (2010). Business for the Common Good: A Christian Vision for the Marketplace. IVP Academic.
  • Sanders, J. O. (2017). Spiritual Entrepreneurship: Fulfilling God's Plan for Your Life. Destiny Image Publishers.